Siapa jodohmu kelak? Pernikahan seperti apa yang kau impikan? Rumah seperti apa yang akan kau bangun bersamanya?
Assalamu'alaikum, Bismillah..
Sparkle the knowledge, be powerful !
Senin, 21 Oktober 2013
Jumat, 26 Juli 2013
Nikah Muda ? Marriage is on Your Choice.
Menikah di usia dini bukanlah suatu hal yang ganjil di tengah masyarakat kita saat ini. Memang tiada yang salah dengan status 'pernikahan dini', namun yang perlu diperhatikan adalah mengenai kesiapan menghadapi status yang awalnya belum kawin menjadi kawin (KTP). Terkadang saya sendiri, yang masih berumur 20 tahun merasa bosan mendengar nyinyir ibu-ibu yang berujar "kapan akan menikah, atau sudah punya pacar atau belum?" Wanita memang identik dengan yang namanya istilah nikah muda, berbeda dengan lak-laki yang rasanya gak gopoh dengan yang namanya menikah di usia mereka yang masih dini.
Sebelum lanjut jauh, nikah dini itu dalam kategori rentan umur berapa sih memangnya? Di mata saya, di kategorikan dini saat menemui usia 17 tahun-20 tahun *ini menurut saya loh yaaa ^v
Dalam rentan usia diatas, yang namanyawanita gadis masih seneng-senengnya main dengan teman-teman sebayanya, lagi serius-seriusnya kuliah *bagi yang jadi mahasiswa, atau lagi rajin-rajinnya mengumpulkan rupiah alias kerja. Itu gambaran gadis remaja yang akan menginjak masa dewasanya. Namun ketika masa-masa indah itu terbayang-bayang dengan yang namanya menikah....kira-kira bayangannya jadi gimana?
Well Girls, let's we think ! Menikah bukanlah urusan lulus baca akad namun lebih dalam daripada itu. Wahai para gadis remaja, siapkah kalian dengan PR rumah, suami, dan bakal jabang bayi ?
Sekali lagi, menikah muda bukanlah sebuah pencekalan akan tetapi sebuah pemikiran, bagaimana kita membawa diri dalam mempercepat kehidupan kita sebagai seorang wanita. Hingga ini membuat saya merumuskan beberapa pertanyaan:
a. Sudahkah kalian, hey para cewek-cewek geulis bisa menyapu+mengepel lantai dengan bersih?
b. Kalau masak udah dibumbuin belum? Kira-kira layak dimakan suami gak yaa? -_- hhmm..
c. Oiya, bisa jahit gak ? Gak usa jauh-jauh jahit baju, jahit kancing baju yang copot aja dulu
d. Eits, bisa gendong bayi kan? ayo belajar dulu gendong bayi tetangga atau ponakan sana, wheeehee..
Dari tulisan saya sendiri saya juga belajar bahwa marriage is truly complicated , menikah memang sebuah kehalalan dalam sebuah hubungan, namun terlebih lagi sebuah ibadah dan sunnah Rasul yang harus benar-benar dijalankan dengan baik. Mari berbenah diri menjadi seorang gadis yang pada suatu hari nanti benar-benar siap mengarungi mahligai pernikahan.
Jazaakumullah, semoga manfaat :)
Sebelum lanjut jauh, nikah dini itu dalam kategori rentan umur berapa sih memangnya? Di mata saya, di kategorikan dini saat menemui usia 17 tahun-20 tahun *ini menurut saya loh yaaa ^v
Dalam rentan usia diatas, yang namanya
Well Girls, let's we think ! Menikah bukanlah urusan lulus baca akad namun lebih dalam daripada itu. Wahai para gadis remaja, siapkah kalian dengan PR rumah, suami, dan bakal jabang bayi ?
Sekali lagi, menikah muda bukanlah sebuah pencekalan akan tetapi sebuah pemikiran, bagaimana kita membawa diri dalam mempercepat kehidupan kita sebagai seorang wanita. Hingga ini membuat saya merumuskan beberapa pertanyaan:
a. Sudahkah kalian, hey para cewek-cewek geulis bisa menyapu+mengepel lantai dengan bersih?
b. Kalau masak udah dibumbuin belum? Kira-kira layak dimakan suami gak yaa? -_- hhmm..
c. Oiya, bisa jahit gak ? Gak usa jauh-jauh jahit baju, jahit kancing baju yang copot aja dulu
d. Eits, bisa gendong bayi kan? ayo belajar dulu gendong bayi tetangga atau ponakan sana, wheeehee..
Dari tulisan saya sendiri saya juga belajar bahwa marriage is truly complicated , menikah memang sebuah kehalalan dalam sebuah hubungan, namun terlebih lagi sebuah ibadah dan sunnah Rasul yang harus benar-benar dijalankan dengan baik. Mari berbenah diri menjadi seorang gadis yang pada suatu hari nanti benar-benar siap mengarungi mahligai pernikahan.
Jazaakumullah, semoga manfaat :)
Rabu, 03 Juli 2013
Percayalah pada keajaiban doa !
Allah memang yang Maha berkehendak atas segala sesuatu, sesuatu yang tak mungkin akan mungkin terjadi atas kehendak-Nya. Here my story :)
Bismillaah.
Perjuangan panjang menuju Ranah Minang, Padang....
Cerita dimulai saat ana bersama seorang teman didaftarkan oleh pihak kemahasiswaan jurusan untuk mengikuti seleksi debat kandungan al-quran dalam bahasa Inggris Musabaqoh Tilawatil Qur'an Mahasiswa Nasional XIII Padang pada tingkat universitas, namun sayangnya sudah ada dua nama terdaftar di fakultas. Fakultas hanya akan mengirim satu tim pada tiap cabang lomba untuk mengikuti seleksi pada tingkat universitas. Kami keluar ruangan dengan rasa kecewa, namun saat itu juga kami masih bertekad memperjuangkan nasib dan mimpi kami. Setelah melalui perjuangan, alhamdulillah kami bisa berangkat ke universitas. Bismillah...Laa haula wala quwwata illa billah.
Pada tanggal 10-11 April 2013 lalu, kami berhasil mengikuti seleksi di tingkat universitas dan alhamdulilah mendapat juara 2. Hasil yang cukup membanggakan namun juga mengecewakan. Saat itu, salah satu juri adalah guru ana bahasa Inggris SMA. Pada awalnya, beliau cukup kaget tahu bahwa ana ikut seleksi debat bahasa inggris karena beliau tahu ana tak pernah mengikuti bahkan menggeluti debat bahasa Inggris sama sekali. Tiba-tiba beliau mengirimkan sms pada ana yang berisi bahwa beliau bangga pada ana dan ana disuruh terus belajar. Timbul keyakinan, pasti ana gak akan dikirim ke Padang, karena yang akan dikirim hanyalah 2 orang dari beberapa tim dan 2 orang tersebut dinilai dari ranking per-speaker, bukan per tim. Jelas saja, bukan ana. *sungguh kecewanya bukan main. Namun keajaiban mulai nampak, salah satu tim juri mengatakan bahwa yang akan dikirim ke Padang sebagai delegasi tiap universitas tidak mesti yang mendapat juara 1, akan ada pembinaan dan peserta akan dilihat perkembangannya dari masa pembinaan tersebut. *Subhanallah, ada jalan terang batinku dalam hati.
Waktu berlalu, namun masih belum ada kabar akan pembinaan tersebut. Rasa kecewa semakin menjadi, berkeyakinan bahwa ini positif ana gak akan berangkat ke Padang. Hingga pada satu sholatku, aku menangis tersedu, meminta kelapangan hati untuk mengikhlaskan yang memang bukan jalannya *dalam hati masih sungguh mengharapkan keberangkatan ke Padang.
Doaku terjawab ! Allahuakbar !! sesaat setelah mengikuti lomba debat bersama kedua teman ana (raga dan cihadi) yang positif berangkat ke Padang mengikuti debat bahasa Inggris, tiba-tiba hp berdering. Telepon dari Ust.Husni, ketua dewan juri seleksi MTQ MN XIII yang mengusulkan dan meminta ana untuk mengikuti cabang lomba fahmil qur'an (cerdas cermat). Raga dan Cihadi antusias mendukung agar ana mengiyakan usulan Ust.Husni tersebut. Ana ragu dan takut, apa bisa ?? Bismillah, saya mengiyakan.
Finally, I go and I get it... ana cuma bis bersyukur, berdzikir atas segala keajaiban-keajaiban-Nya yang terus mengalir tiada henti. Mengubah kepasrahan menjadi keyakinan, kekecewaan menjadi kebahagiaan, dan semakin membuatku untuk selalu rindu untuk berdoa pada-Nya.
semoga bermanfaat, jazaakumullah :)
Bismillaah.
Perjuangan panjang menuju Ranah Minang, Padang....
Cerita dimulai saat ana bersama seorang teman didaftarkan oleh pihak kemahasiswaan jurusan untuk mengikuti seleksi debat kandungan al-quran dalam bahasa Inggris Musabaqoh Tilawatil Qur'an Mahasiswa Nasional XIII Padang pada tingkat universitas, namun sayangnya sudah ada dua nama terdaftar di fakultas. Fakultas hanya akan mengirim satu tim pada tiap cabang lomba untuk mengikuti seleksi pada tingkat universitas. Kami keluar ruangan dengan rasa kecewa, namun saat itu juga kami masih bertekad memperjuangkan nasib dan mimpi kami. Setelah melalui perjuangan, alhamdulillah kami bisa berangkat ke universitas. Bismillah...Laa haula wala quwwata illa billah.
Pada tanggal 10-11 April 2013 lalu, kami berhasil mengikuti seleksi di tingkat universitas dan alhamdulilah mendapat juara 2. Hasil yang cukup membanggakan namun juga mengecewakan. Saat itu, salah satu juri adalah guru ana bahasa Inggris SMA. Pada awalnya, beliau cukup kaget tahu bahwa ana ikut seleksi debat bahasa inggris karena beliau tahu ana tak pernah mengikuti bahkan menggeluti debat bahasa Inggris sama sekali. Tiba-tiba beliau mengirimkan sms pada ana yang berisi bahwa beliau bangga pada ana dan ana disuruh terus belajar. Timbul keyakinan, pasti ana gak akan dikirim ke Padang, karena yang akan dikirim hanyalah 2 orang dari beberapa tim dan 2 orang tersebut dinilai dari ranking per-speaker, bukan per tim. Jelas saja, bukan ana. *sungguh kecewanya bukan main. Namun keajaiban mulai nampak, salah satu tim juri mengatakan bahwa yang akan dikirim ke Padang sebagai delegasi tiap universitas tidak mesti yang mendapat juara 1, akan ada pembinaan dan peserta akan dilihat perkembangannya dari masa pembinaan tersebut. *Subhanallah, ada jalan terang batinku dalam hati.
Waktu berlalu, namun masih belum ada kabar akan pembinaan tersebut. Rasa kecewa semakin menjadi, berkeyakinan bahwa ini positif ana gak akan berangkat ke Padang. Hingga pada satu sholatku, aku menangis tersedu, meminta kelapangan hati untuk mengikhlaskan yang memang bukan jalannya *dalam hati masih sungguh mengharapkan keberangkatan ke Padang.
Doaku terjawab ! Allahuakbar !! sesaat setelah mengikuti lomba debat bersama kedua teman ana (raga dan cihadi) yang positif berangkat ke Padang mengikuti debat bahasa Inggris, tiba-tiba hp berdering. Telepon dari Ust.Husni, ketua dewan juri seleksi MTQ MN XIII yang mengusulkan dan meminta ana untuk mengikuti cabang lomba fahmil qur'an (cerdas cermat). Raga dan Cihadi antusias mendukung agar ana mengiyakan usulan Ust.Husni tersebut. Ana ragu dan takut, apa bisa ?? Bismillah, saya mengiyakan.
Finally, I go and I get it... ana cuma bis bersyukur, berdzikir atas segala keajaiban-keajaiban-Nya yang terus mengalir tiada henti. Mengubah kepasrahan menjadi keyakinan, kekecewaan menjadi kebahagiaan, dan semakin membuatku untuk selalu rindu untuk berdoa pada-Nya.
semoga bermanfaat, jazaakumullah :)
Senin, 04 Maret 2013
BERSYUKUR (JANGAN MALAS SEKOLAH!)
BERSYUKUR (JANGAN MALAS SEKOLAH!)
Bersyukur dapat bersekolah
adalah satu hal yang ingin kusyukuri saat ini. Aku melihat bahwa masih banyak
anak-anak yang kurang beruntung dapat mengenyam bangku pendidikan, banyak pula
yang harus rela putus sekolah karena masalah finansial. Ini tak adil batinku. Semua
orang wajib berpendidikan. Namun bagaimana cara untuk mendapakan pendidikan adalah hal yang merisaukan. Bagaimana aku
dapat berbagi rasa manis pendidikan ini?
Seringkali kita, yang enak duduk di
bangku sekolah LUPA bahwa kesempatan kita dapat sekolah telah mengorbankan
jutaan nasib anak yang belum beruntung mendapat nasib seperti kita ini. Kita
sekolah bukan hanya karena UANG orangtua kita, bukan karena kita PANDAI, lolos
ujian blablablaa, namun lebih tepatnya kita tergolong orang yang BERUNTUNG,
yang dicoba TUHAN. Apakah dengan kesempatan sekolah kita bisa mengamalkan
ilmumu? Apakah dengan kesempatan ini kita bisa berbagi pada mereka yang malang?
Aku baru sadar akan semua itu saat
aku dihadapkan pada titik kejenuhan tugas perkuliahan. Aku capek ini itu, aku
begadang dan esok harus masuk pagi, dsb. Yah, itulah hidup pikirku, semuanya
memang berat dan butuh perjuangan. Kita hidup pada fase yang lebih tinggi
dengan segala rintangan yang super pula. Ini wajar bukan? Begitu juga dengan
naluri manusia yang berkeluh kesah akan fase hidup yang semakin berat. Namun
terkadang kita terkungkung pada kepayahan itu, kita terlanjur terninabobokan
dan enggan bangkit lagi. Dan inilah naluri (buruk) berikutnya, yang sering kali
dijumpai. Saat kita kepayahan, kita berhenti sejenak mencari kepuasan hingga
kita terlupa bahwa kita harus segera bangkit dari kepayahan.
Dari fenomena dan pengalaman yang
terjadi, aku jadi memecut diriku sendiri untuk tidak boleh payah dalam
melangkah, sebelum kita mengalami kepayahan, carilah jurus mencegah kepayahan
itu. Ini yang akan kulakukan saat ini. Tak boleh payah dan menyerah ! terus
melangkah menggali lubang kesuksesan, bukan lubang jebakan. Sehingga marilah
kita (saya) terus berjuang, bermimpi dan mengabdikan mimpi kita bagi sesama.
Jangan pernah sia-siakan anugerah dan kesempatan kita bersekolah !
Kamis, 14 Februari 2013
Langganan:
Postingan (Atom)